kampung batik, batik sidoarjo, batik lasem, batik pekalongan

Berburu Batik? Ini Rekomendasi Kampung Batik Wajib Dikunjungi!

Berburu batik pekalongan atau batik khas daerah lain? Nih, Chelsi ada rekomendasi kampung batik yang harus kamu kunjungi untuk berburu batik.

Ingin merasakan keunikan berwisata ke kampung batik dan belajar  bagaimana proses pembuatan batik? Kampung batik bukan sekedar tempat belanja namun juga sebagai wisata sejarah bagaimana batik itu tercipta. Mencintai batik itu adalah sebuah keharusan karena jika bukan kita bangsa Indonesia lalu siapa yang harus mencintai? Jadi, tidak ada salahnya mencoba untuk berwisata ke destinasi ini. Nah, Chelsi punya rekomendasi kampung batik yang bisa kamu kunjungi untuk traveling dan liburan:

1. Kampung Batik Kauman, Pekalongan

Kauman, Pekalongan sumber: 4.bp.blogspot.com

Kampung Batik Kauman resmi diresmikan tahun 2007 dan kini merupakan hunian bagi puluhan pengrajin batik Pekalongan. Daya dukung kampung ini sebagai kampung wisata tergolong baik, terbukti dengan terpilihnya kampung Kauman Pekalongan sebagai salah satu desa wisata nasional. Pekalongan sendiri, penuh dengan rumah-rumah lawas juragan batik di masa lampau.

Motif khas batik Pekalongan banyak dipengaruhi asimilasi warga Pekalongan dengan bangsa China, Arab, Melayu, India, bahkan Belanda dan Jepang di masa lalu. Misalnya batik Pekalongan motif Jlamprang yang terinspirasi gaya India dan Arab. Ada juga Batik Encim dan Klangenan yang dipengaruhi peranakan China.

2. Kampung Batik Laweyan, Solo

Laweyan, Solo. sumber: areep.net

Sejak 1970an, kampung batik Laweyan memang dikenal sebagai kampungnya Juragan Batik. Maklum, kampung ini juga yang menjadi bukti keemasan Serikat Dagang Islam, diprakarsai KH Samanhudi sekitar tahun 1911. Jika kamu sempat bertandang, banyak rumah-rumah lawas yang disebut loji (berpagar tembok tinggi dan tertutup rapat). Loji tua nan megah ini lah yang menjadi tanda kampung batik Laweyan pernah begitu sejahtera.

Koleksi batik di Laweyan cukup beragam, baik cap maupun tulis. Tidak setiap saat pengrajin batik di Laweyan berproduksi. Karena itu tidak setiap saat kamu bisa melihat proses pembuatan batik Laweyan. Motif khas batik Laweyan ialah Truntum dan Tirto Tejo.

3. Kampung Batik Ngasem, Yogyakarta

Ngasem, Yogyakarta. sumber: navigasi-budaya.jogjaprov.go.id

Di Yogyakarta tidak ada salahnya mengunjungi Kampung Batik di Kampung Ngasem, salah satu tempat sentra batik yang masih berada di dalam benteng Keraton Yogyakarta. Kampung Ngasem sejak dulu sudah dikenal sebagai kampung batik. Sisa-sisa kejayaan batik masih terlihat di kawasan ini, antara lain bangunan besar dan mewah dengan arsitektur yang cantik.

Kejayaan itu sendiri memberikan predikat kampung juragan batik di tahun 1972. Di kampung ini setiap sudutnya dapat ditemui gerai dan toko batik, yang mempunyai koleksi batik beragam, baik motif maupun coraknya. Para pengunjung pun dalam berbelanja batik dapat mendapatkan kesan yang berbeda jika kamu berbelanja di pasar atau pusat perbelanjaan yang lain. Di Ngasem, kamu juga bisa menyaksikan langsung proses membatik dari pemolaan sampai dengan pewarnaan.

4. Kampung Batik Jetis, Sidoarjo

Jetis, Sidoarjo. sumber: rizqianl.student.umm.ac.id

Batik Sidoarjo ada sejarahnya nih. Batik yang berasal dari Sidoarjo ini sudah ada sejak tahun 1675 M. Mula-mula batik Sidoarjo ini dibangun oleh Mbah Mulyadi keturunan Raja Kediri yang pindah ke Sidoarjo. Ia memasarkan batiknya di Pasar Jetis. Kemudian Mbah Mulyadi ini mengajarkan proses pembuatan batik kepada masyarakat di sekitarnya.

Motif Batik Jetis dikenal karena warnanya yang berani seperti menggunakan warna merah, hijau, kuning dan biru. Sebagian besar masyarakat Jetis memang berprofesi sebagai pengrajin batik atau bekerja di industri batik.

5. Kampung Batik Lasem, Rembang

Lasem, Rembang. sumber: siarjustisia.com

Batik Lasem pertama kali dirintis oleh perempuan peranakan China, putri dari nakhoda kapal dalam armada Laksamana Ceng Ho pada 1413 M. Karena itu motifnya pun kaya pengaruh budaya China, misal burung hong, naga, hingga ikan emas dan ular. Motif flora yang tampil dalam batik Lasem Rembang pun tak jauh-jauh dari teratai dan bunga seruni.

Adapun motif lokal ialah watu pecah. Menarik, karena motif ini merupakan ekspresi kebencian kaum pribumi yang dipaksa kerja rodi untuk membuat jalan Pos Anyer-Panarukan. Warna khas Batik Lasem ialah warna merah darah, biru tua (biron) dan hijau tua. Menarik, sebab masing-masing keluarga pembatik punya ramuan rahasia sehingga satu pembatik akan menghasilkan warna yang berbeda dengan pembatik lainnya.

Artikel menarik lainnya: 

Nah, itulah lima kampung batik yang mungkin bisa kamu kunjungi bersama orang-orang terkasih. Chelsi juga ingin belajar membatik semoga secepatnya Chelsi bisa beriwisata ke kampung batik. Kampung batik itu warisan sejarah Indonesia lho jadi harus sangat kita cintai dan bangga punya batik.